DILI, 18 September 2025 — Demonstrasi mahasiswa di Timor Leste semakin memanas meskipun parlemen telah membatalkan rencana kontroversial pembelian mobil dinas baru. Ribuan mahasiswa dan warga kembali turun ke jalan untuk hari ketiga, menuntut pencabutan hak istimewa lain yang diberikan kepada anggota parlemen dan pejabat tinggi negara.
Sebelumnya, parlemen berencana membeli 65 unit Toyota Prado SUV untuk setiap anggota dengan anggaran fantastis mencapai Rp69 miliar. Rencana ini memicu kemarahan publik, mengingat sekitar 40% penduduk Timor Leste masih hidup di bawah garis kemiskinan. Menanggapi protes tersebut, parlemen akhirnya membatalkan rencana pembelian mobil pada Selasa (16/9).
Namun, pembatalan tersebut tidak cukup meredakan kemarahan demonstran. Massa, yang dipimpin oleh mahasiswa Universitas Timor Leste (EUTL), kini menuntut kejelasan mengenai pensiun seumur hidup dan tunjangan kesehatan yang juga dinikmati para anggota parlemen.
Aksi Berubah Ricuh dan Timbulkan Kerusakan
Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai, berubah menjadi ricuh. Massa dilaporkan merusak gedung-gedung pemerintah, membakar ban, dan melempari polisi dengan batu. Petugas terpaksa membalas dengan tembakan gas air mata untuk membubarkan kerumunan. Akibatnya, beberapa demonstran dan seorang polisi dilaporkan terluka.
Seorang demonstran, Trinito Gaio, menyatakan kekhawatirannya. "Rumornya mobil-mobil itu sedang dalam perjalanan," ujarnya, menegaskan kembali alasan mereka berunjuk rasa: memastikan uang pajak tidak disalahgunakan.
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Timor Leste, Letjen Domingos Raul "Falur" Rate Laek, mengimbau para demonstran untuk menjaga ketertiban. "Demonstrasi adalah hal yang biasa, hanya saja harus dilakukan secara damai. Jangan melakukan kekerasan," katanya.
Saat ini, situasi di Dili masih tegang, dengan demonstrasi terus berlanjut. Perdana Menteri Xanana Gusmao sendiri dijadwalkan kembali ke Dili pada 22 September setelah menyelesaikan pertemuan di London.
Tags:
Demo