Misano, Italia – 14 September 2025 – Suasana panas mewarnai Sprint Race MotoGP San Marino di Sirkuit Marco Simoncelli, Misano, Sabtu (14/9). Salah satu momen yang paling mencuri perhatian adalah jatuhnya Marc Márquez, pembalap andalan Ducati Team, yang justru dirayakan sebagian penonton yang dikenal sebagai loyalis Valentino Rossi.
Kejatuhan Márquez menjadi sorotan karena terjadi di “kandang” Rossi, legenda MotoGP yang telah pensiun namun masih memiliki basis penggemar yang sangat kuat di Italia, khususnya di Misano. Insiden tersebut langsung disambut sorakan dan selebrasi dari tribun yang dipadati fans Rossi, menunjukkan rivalitas historis yang belum juga padam meski sang legenda telah menggantung helm.
Sementara itu, Alex Márquez, adik Marc, keluar sebagai pemenang Sprint Race. Kemenangan ini sekaligus menggagalkan kemungkinan Marc Márquez mengunci gelar juara dunia di Misano — yang bila terjadi, akan menyamai rekor sembilan gelar milik Rossi.
Menanggapi spekulasi bahwa dirinya "sengaja" mengalah kepada Alex agar tidak meraih gelar di Italia, Márquez menepis keras tudingan tersebut.
“Persetan dengan mereka,” ujar Marc Márquez kepada media. “Saya tidak pernah memberikan kemenangan kepada siapa pun. Saya tidak peduli apakah saya menang di Italia, Jepang, atau tempat lain. Setiap balapan adalah pertarungan.”
Marc juga harus merelakan rekor kemenangan sprint beruntunnya terputus, setelah sebelumnya memenangi delapan balapan sprint secara berturut-turut sejak Silverstone, dan total 13 dari 14 sprint sepanjang musim ini.
Insiden ini menegaskan bahwa rivalitas di MotoGP tidak hanya terjadi di lintasan, tetapi juga melibatkan emosi para penggemar — terutama saat nama besar seperti Rossi dan Márquez menjadi bagian dari narasi.